Ikatan Keluarga Alumni SMPN 181 Jakarta Pusat

Sudut pandang

Muhasabah



Ambillah kertas putih yang panjang dan lebar

Buatlah sebuah titik di tengah-tengah kertas tersebut




Kemudian perlihatkan keada orang lain





dan tanyakan , “apa yang kamu lihat?”


Niscaya jawabanya , “saya melihat titik hitam”


Begitupun kita pasti akan menjawab yang sama.





Lantas kemana warna putih ???


yang mendominasi ruang kertas ...





Begitulah ... Biasanya kita memandang orang lain ...


dan sebaliknya orang lain memandang kita...


Kita hanya fokus pada noda kesalahan orang lain.


seakan lenyap seluruh kebaikannya.

Begitu pula ketika memandang nikmat Alloh SWT...

Tatkala Alloh berikan musibah menimpa kita...

seakan nikmat Alloh yang tak terhitung jumlahnya...

lenyap ...hilang kita lupakan ...



Tinggallah keluh kesah serta mencari2 kesalahan orang lain

dan mengingkari syukur kita kepada Alloh SWT...

Semoga kita semua bisa lebih bijak dalam menghadapi

dan melihat setiap persoalan ...aamiin



Terima kasih
Share:

KEHIDUPAN

Motivasi Hidup :



Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita  belajar IKHLAS



Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR



Jika setiap do’a kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR (Berusaha)



Seorang yang dekat dengan Robbnya , bukan berarti tidak ada air mata



Seorang yang TAAT pada Robbnya, bukan berarti tidak ada KEKURANGAN



Seorang yang TEKUN berdo’a, bukan berarti tidak ada masa masa SULIT



Biarlah Alloh SWT yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dialah Yang Maha TAHU yang tepat untuk memberikan yang TERBAIK



Ketika kerjamu tidak dihargai, mungkin saat itu kamu sedang belajar tentang KEIKHLASAN



Ketika usahamu dinilai tidak penting, mungkin saat itu kamu sedang belajar  KESABARAN



Ketika hatimu terluka sangat dalam, mungkin saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN



Ketika kamu lelah dan merasa kecewa, mungkin saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN



Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, mungkin saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN



Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, mungkin saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAH – HATIAN



Tetap semangat….

Jaga keikhlasan....

Tetap sabar….

Tetap tersenyum…..

Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN



Alloh SWT ...menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”…



Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan semata.

MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA……



Ya Robb  kuatkan kami yang lemah ini untuk Istiqamah di jalan-Mu hingga maut menjemput

aamiin..



dari seorang sahabat

semoga dalam keadaan sehat dan dalam lindunganNya

aamiin...



Jazakolloh khoiron katsiir



Share:

Pernahkah ... ???



Hikmah Malam


Pernahkah saat kau duduk santai dan menikmati harimu, tiba-tiba terpikirkan olehmu ingin berbuat sesuatu kebaikan untuk seseorang?
Itu adalah اللّه yang sedang berbicara denganmu dan mengetuk pintu hatimu
(QS 4:114, 2:195, 28:77).

Pernahkah saat kau sedang sedih, kecewa tetapi tidak ada orang di sekitarmu yang dapat kau jadikan tempat curahan hati?
Itulah adalah اللّه yang sedang rindu padamu dan ingin agar kau berbicara pada-NYA
(QS 12:86).

Pernahkah tanpa sengaja kau memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu, tiba-tiba orang tersebut muncul, atau kau bertemu dengannya, atau kau menerima telepon darinya?
Itu adalah Kuasa اللّه yang sedang menghiburmu ... Tidak ada yang namanya kebetulan
(QS 3:190-191).

Pernahkah kau mendapatkan sesuatu yang tidak terduga, yang selama ini kau inginkan tapi rasanya sulit untuk didapatkan?
Itu adalah اللّه yang mengetahui dan mendengar suara batinmu serta hasil dari benih kebaikan yang kau taburkan sebelumnya.
(QS 65:2-3).

Pernahkah kau berada dalam situasi yang buntu, semua terasa begitu sulit, begitu tidak menyenangkan, hambar, kosong bahkan menakutkan?
Itu adalah saat اللّه mengizinkan kau untuk diuji, Dan اللّه ingin mendengar rintihan serta do'amu agar kau menyadari akan keberadaan-NYA....
Karena Ia tahu kau sudah mulai melupakan-NYA dalam kesenangan
(QS 47:31, 32:21).

Jika kau peka, akan sering kau sadari bahwa KASIH dan KUASA اللّه selalu ada di saat manusia merasa dirinya tak mampu.

Apakah kau pikir tulisan ini hanya iseng terkirim padamu?
Tidak!
Sekali lagi,
TIDAK ADA YANG KEBETULAN...

Beberapa menit ini tenangkanlah dirimu, rasakan kehadiran-NYA..., dengarkan suara-NYA yang berkata:
"Jangan khawatir, AKU di sini bersamamu"
(QS 2:214, 2:186).      Mari kita mendekat selalu pada-Nya....



dari seorang sahabat
yang sudah lama tak berjumpa...
semoga kita tetap istiqomah di dalam
meyakini Dienul Islam ini...

Jazakolloh khoiron katsiir sahabat...


Share:

" Jangan Merasa Sudah Baik "





SESEORANG ITU KALAU SUDAH MERASA 'BAIK'

...SULIT DIPERBAIKI

(Astaghfirullah wa na'udzubillah)



Sungguh perkataan singkat yang amat menusuk dan amat dalam maknanya



Awal mula tertimpanya keburukan bagi seseorang, apabila dia merasa dirinya sebagai ‘orang baik’

Perkataan beliau ini mengingatkan kita tentang nasehat dari Ummul Mu`miniin ‘Aa`isyah radhiyallaahu ‘anha ketika Rasullullah SAW ditanyُa ''Kapan seseorang itu dikatakan buruk?



Rasulullah SAW menjawab:

Ketika dia menyangka dirinya seorang yang baik.

(At-Taisiir bisyarh Al-Jaami’ as-Shoghiir 2/606)



Benarlah perkataan beliau, awal mula keterperosokan seseorang dalam keburukan, ketika dia menilai dirinya sebagai seorang yang baik. Maka diapun akan mulai merendahkan orang lain.

Maka dia pun merasa serba-berkecukupan, sehingga menghalangi dirinya untuk terus memperbaiki segala keburukannya, kesalahannya, kekeliruannya, serta kekurangan-kekurangannya dalam penunaian kebaikan



Demikian pula, Seseorang itu sulit mendapatkan ilmu, ketika sudah merasa berilmu.

Fudhayl bin ‘Iyyaadh ditanyaka  tentang tawadhu’, maka beliau menjawab:

ُ

"Engkau tunduk dan patuh pada kebenaran, meskipun engkau mendengarnya dari seorang anak kecil; (ketika engkau mendapati ia menyampaikan kebenaran), maka engkau menerima kebenaran tersebut darinya.

Meskipun engkau mendengarnya dari manusia yang paling bodoh; (ketika engkau mendapati ia menyampaikan kebenaran), maka engkau menerima kebenaran tersebut darinya."(Hilyatul Auliyaa’ 8/91)



Jangan sampai banyaknya pengajian yang telah kita hadiri, banyaknya buku yang telah kita baca, banyaknya nasehat yang kita dapatkan dari saudara seiman kita; tapi itu semua tidaklah menambah keimanan dalam hati-hati kita.

Sehingga ketika kita mendapati nasehat, masukan, saran atau kritik dari saudara kita (dan apa yang disampaikan tersebut benar); yang kita nilai level keilmuannya mungkin lebih rendah dari kita; lantas kita malah menolaknya hanya karena hal tersebut.

Sehingga kitapun terhalang dari mendapatkan ilmu karena sikap tersebut… Sehingga kitapun menjadi terbelakang, karena sikap tersebut.



Demikian pula, seseorang itu sulit mengakui dan menghadirkan kekurangan amal dirinya, apabila dia telah menyangka amalnya sudah sempurna (apalagi menyangka amalnya sudah diterima); sehingga ia pun enggan memperbaiki kualitas amalnya, apalagi menambahkan kuantitasnya.



Berkata salah seorang ulama ketika melihat orang yang mengagumi amalnya:ِ

“Janganlah engkau terpedaya dengan apa yang kau lihat dariku, sesungguhnya iblis beribadah kepada Allah SWT ribuan tahun, kemudian dia menjadi kafir."

(At-Taisiir bisyarh Al-Jaami’ as-Shoghiir 2/606)



Allaahu Akbar. Sungguh menakjubkan perkataan beliau. Alangkah jauhnya beliau dari ketertipuan dan keterpedayaan.

Banyaknya amal yang beliau lakukan, tidaklah lantas menjadikan beliau pongah. Kagumnya orang-orang pada amal beliau, tidaklah menjadikan beliau berbangga.

Bahkan beliau tetap khawatir dengan dirinya, karena dahulu iblis pun adalah makhluq yang -zhahirnya taat, tapi karena kebusukan niatnya, hingga akhirnya Allah SWT menampakkan hakikatnya ketika dia diuji.

Kita berlindung kepada Alloh SWT dari ketertipuan, seraya kita memohon padaNya husnul khaatimah..

Aamiin..
Share:

ADA YANG SALAH...?



ADA YANG SALAH...?



Doeloe... orang tua kita berangkat bekerja setelah matahari terbit dan sudah kembali ke rumah sebelum matahari terbenam.



Walaupun memiliki anak yang banyak, rumah dan halaman pun tetap luas, bahkan tidak sedikit ada yang memiliki kebun...dan semua anak-anaknya bersekolah.



Sekarang....banyak yang berangkat kerja subuh dan sampai rumah setelah isya, tapi rumah dan tanah yang dimiliki tidak seluas rumah orang tua kita, dan bahkan banyak yang takut memiliki anak banyak karena takut kekurangan....



"Dan sungguh akan اَللّهُ berikan cobaan kepada manusia dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta...."

(Al Baqoroh (2) AYAT 155)




Adakah yang salah dengan cara hidup orang modern....???




Orangtua kita hidup tanpa banyak alat bantu....tapi tenang menjalani hidupnya...



Sementara kita yang dilengkapi dengan pampers, mesin cuci, kompor gas, HP, kendaraan, TV, email, FB, Twitter, ipad, ruangan ber AC dll..harusnya mempermudah hidup ini....tapi ternyata tidak, sampai-sampai tidak sempat kita menikmati hidup karena semuanya dilakukan terburu-buru...



Berangkat kerja, TERBURU-BURU...

Pulang kerja, juga TERBURU-BURU...

Makan siang, TERBURU-BURU...

Dilampu merah, TERBURU-BURU...

Berdo'a pun, TERBURU-BURU...

Bahkan sholatpun, TERBURU-BURU...



Sifat diatas bukti dari Al-Qur'an surat Al Isra' (17) ayat 11

" Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa"



Hanya mati........yang tidak seorangpun mau TERBURU-BURU....



Saking takutnya akan kurangnya harta untuk keluarga sampai-sampai kita HITUNG-HITUNGAN dalam BERSEDEKAH, sementara Allah SWT tidak pernah hitung-hitungan dalam memberi rizki kepada kita.



"Setan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh berbuat kikir...."

(Al Baqoroh (2) AYAT 268)



Bahkan saking lebih takutnya kita kehilangan pekerjaan hingga berani melewatkan sholat subuh, sholat maghrib dsb..



Sampai dimanakah hidup kita pada hari ini.....???




Semoga kesibukan apapun tidak mengalahkan AKHIRAT dan SELALU MEMPERSIAPKANnya dengan beramal shalih



Semoga bermanfaat..                                  

Ditulis oleh Al-Ustâdz Ahmad Zainuddin Abu Abdillah, Lc Hafizhahullâh.
Share:

Dimana Kebahagiaan ???

 Dimana Kebahagiaan ???

Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan. 
Lewatlah sebuah motor di depan mereka. 
Berkatalah petani ini pada istrinya:
"Lihatlah Bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu, meskipun mereka juga kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai di rumah. Tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah." 

Sementara itu, pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah derasnya air hujan, melihat sebuah mobil pick up lewat di depan mereka. 
Pengendara motor itu berkata kepada istrinya:
"Lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu. 
Mereka tidak perlu kehujanan seperti kita." 

Di dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri, terjadi perbincangan, ketika sebuah mobil sedan Mercy lewat di hadapan mereka:
"Lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu. Mobil itu pasti nyaman dikendarai, tidak seperti mobil kita yang sering mogok." 

Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya:
"Betapa bahagianya suami istri itu. Mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini. 
Sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk berdua karena kesibukan kami masing masing." 

Kebahagiaan tak akan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. 
Bersyukurlah kepada Allah SWT atas hidup kita ...

Supaya kita tahu di mana kebahagiaan itu berada


Untuk : Istri dan Anak Anak Abi ...  Abi sayang kalian semua...







Share:

Berbagi Rasa Syukur




Inspirasi

Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. 

Dia bernama Rudi. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan. 


Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Rudi dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Rudi, ”Beri kami sedekah, Bu!” Istri Rudi kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. 

Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, 

”Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!” 

Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Rudi pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, 

”Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!” 

Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Rudi malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. 

Pada kesempatan yang sama Rudi berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Rudi ingin mengecek saldo rekening dia. Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. 


Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Rudi menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening. Rudi menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. 

Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah. 


Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Alloh dan berterima kasih kepada Rudi dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: 

”Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih, Pak! Semoga Alloh memberikan rezeki berlipat untuk bapak dan keluarga. Semoga Alloh memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk bapak dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga bapak dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!” 

Rudi tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Rudi mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Rudi terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, 

”Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!” 

Deggg...!!! Hati Rudi tergedor dengan begitu kencang. 
Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Rudi membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana. 

Rudi masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapanya. 
Mata Rudi kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. 

”Ada apa Pak?” 

Istrinya bertanya. Dengan suara yang agak berat dan terbata Rudi menjelaskan: 

”Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!” 

Awalnya istri Rudi hampir tidak setuju tatkala Rudi mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Rudi kemudian melanjutkan kalimatnya : 

”Bu..., aku memberi sedekah kepadanya hanya segitu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Alloh. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa! Dia hanya menerima karunia dari Aloh Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur.

Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah. 


Bu..., aku malu kepada Alloh! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Alloh dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Alloh,

Apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah.” 

Rudi mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. 

"Ya Alloh, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat"

Berbagi dengan sesama laksana cermin; pengaruh kebaikannya memantul untuk pelakunya. Selain pahala yang niscaya diraih, Alloh juga selalu menggantinya secara lebih baik, bahkan bertambah-tambah. 
Pesona lain yang luar biasa adalah, memberi apa yang kita punya untuk meringankan beban orang lain, akan mengundang pertolongan Alloh untuk kita. Nabi SAW menegaskan, 

“Allah selalu menolong orang, selama orang itu selalu menolong saudaranya (sesama muslim).” (HR. Ahmad). 

Dalam arti, untuk menolong diri Anda, rajin-rajinlah membantu orang lain. Untuk meraih solusi atas problematika Anda, mari peduli dengan masalah sesama. Karena semakin deras bantuan mengalir pada orang lain, makin deras pula bantuan Alloh. 

InsyaAlloh ... Aamiin...




Share:

Jangan Terpedaya ...


Hikmah malam





Saudara-saudaraku :
Jangan tertipu dengan usia MUDA karena syarat Mati TIDAK
harus TUA.


Jangan terpedaya dengan tubuh yang SEHAT karena syarat
Mati TIDAK mesti SAKIT


Jangan terperdaya dengan Harta Kekayaaan Sebab sikayapun
tidak pernah menyiapkan Kain Kafan buat dirinya meski cuma Selembar.




Teruslah berbuat BAIK, berniat untuk BAIK, berkata yang BAIK-BAIK,
Memberi nasihat yang BAIK Meskipun TIDAK banyak orang yang mengenalimu
dan Tidak suka dengan Nasihatmu

Cukup lah اللهِ yang mengenalimu lebih dari pada orang lain.

Jadilah bagai JANTUNG yang tidak terlihat, Tetapi terus berdenyut setiap saat
hingga kita terus dapat hidup,

Berkarya dan menebar manfaat bagi sekeliling kita sampai diberhentikan oleh NYA


Saudara-2ku:
"Waktu yang kusesali adalah jika pagi hingga matahari terbenam, 'Amalku tidak bertambah
sedikitpun, padahal aku tahu saat ini umurku berkurang"

(Ibnu Mas'ud r.a).

Share: