Ujian Dalam Rumah Tangga
Saudara dan sahabatku ...
Semoga dalam keadaan sehat dan selalu bahagia bersama keluarga Aamiin Yaa Rabbal 'alamiin...
Kalau ada masalah rumah tangga di 1 tahun pernikahan
2 tahun pernikahan
3 tahun pernikahan
4 tahun pernikahan
5 tahun pernikahan
Dan di tahun-tahun selanjutnya..
Entah karena faktor,
Ekonomi menurun
Belum punya momongan
Beda pendapat umum dengan suami
Drama mertua
Atau masalah lainnya...
"Selama itu bukan"
> KDRT
Suami kelainan seksual
Suami berzina
Suami bermalas-malasan tidak menafkahi
Dan masalah berat yang mungkin gak bisa kamu selesaikan sendirian sedangkan kamu dan anak-anak berhak hidup tenang juga bahagia...
Maka,
Bersabarlah jika masalah yang kamu hadapi bukan masalah berat..
Karena, ujian sebenarnya dalam berumah tangga adalah saat usia pernikahanmu berada di fase jenuh yaitu 10 tahun keatas pernikahan.
Bukan lagi tentang ekonomi
Bukan lagi tentang mertua jahat
Bukan lagi tentang handuk basah di atas kasur
Bukan...
Tetapi, saat hatimu dan hatinya sama-sama jenuh di dalam ikatan sebuah pernikahan yang mengharuskan bertahan untuk sama-sama saling mencintai.
Maka,
Tetaplah bersabar di ujian pernikahan di usia muda ini..
Karena ini cara Alloh membuat hatimu dan hati suamimu saling terpaut, saling menyemangati, saling mencari solusi,
saling bersabar membersamai, saling mendoakan kebaikan..
Dengan begitu,
Saat usia pernikahanmu berada di fase terjenuh
Kamu akan ber-nostalgia bahwa, kalian pernah sama-sama melalui semua ujian demi ujian dengan bahagia, seberat dan sesulit apapun tetap bergandengan
1 2 3 4 5 6 7 tahun pernikahan
Percayalah Alloh sedang menempa kesabaranmu
Untuk ujian rumahtangga yang lebih besar di depan nanti.
Karena, ujian pernikahan yang sesungguhnya adalah mencintai orang yang sama selamanya sampai di Surga-Nya..
============================
Sumber : MUSQA
MUSQA - Ma'had Qur'an Wa 'Uluum Syar'iyyatu Linnisa - 'An Bu'd
Visi : Bersama kita meniti jalan menuju jannah-Nya dengan berpedoman AlQur'an dan As-Sunnah bifahm Salafusshaalih
Pernikahan
Al-Quran mengungkapkan pernikahan ini dengan tiga sebutan.
Pernikahan
adalah âyat (tanda kekuasaan Alloh)
sekaligus 'uqdah (simpul ikatan) dan
juga mîtsâqun gholîzh (janji yang berat).
Di dalam Al-Quran Alloh Swt. menyatakan Akad Nikah
dengan sebutan mîtsâqun ghalîzh (janji yang berat).
Padahal kata mîtsâqun gholîz ini sendiri di dalam Al-Quran
disebutkan hanya tiga kali.
Diantaranya adalah untuk akad pernikahan (An-Nisâ: 21).
“Bagaimana
kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul
(bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu)
telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.”
Begitupun dalam bahasa Arab... Akad berarti ikatan janji.
Di dalam Islam janji adalah sesuatu yang wajib ditepati,
sebagaimana perintah Allah Swt. dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 1,
"Wahai orang-orang yang beriman penuhilah janji-janjimu."
Setiap ikatan janji tentunya akan melahirkan hak-hak
dan kewajiban di antara kedua belah pihak yang berjanji.
Akad juga berarti mengikat atau menyimpulkan.
Maka laki-laki dan perempuan yang melakukan akad nikah
berarti keduanya telah mengikat simpul ikatan hidup bersama.
Ikatan kebersamaan yang harmoni dan langgeng.
Ikatan hubungan yang akan diteruskan kelak di surga Allah
Swt..
Semoga Alloh memberikan keutuhan rumah tangga kita
dan mewarisi anak" anak yang soleh dan solehah...aamiin.
Untuk Umi ... Istriku yang selalu penuh sabar mengurusi keluarga ini....
jazakillah
Kedermawanan
Yang Tertukar
Seorang wanita bertanya pada penjual telur yg sudah tua, "Berapa harga telurnya?"
Penjual telur menjawab, "Satu butir harganya Rp 2.500, Nyonya."
Wanita itu berkata, "Saya mau mengambil 6 butir tapi dengan harga Rp 12.500 atau kalau nggak ya udah, nggak jadi beli."
Penjual telur menjawab, "Baiklah, mungkin ini awal yg baik karena dari tadi tak ada satupun telur yg berhasil saya jual."
Wanita itu mengambil telur2 tersebut dan berjalan dengan perasaan senang bahwa dia sudah menang. Kemudian dia masuk ke dalam mobil mewahnya dan pergi ke restoran bersama temannya. Di sana, dia bersama temannya memesan apapun yg mereka sukai.
Mereka makan sedikit dan menyisakan banyak dari apa yg sudah mereka pesan. Kemudian wanita tersebut membayar tagihannya. Tagihannya sebanyak Rp 450.000. Dia memberikan uang Rp 500.000 dan berkata bahwa kembaliannya untuk sang pemilik restoran saja.
Kejadian seperti ini mungkin terlihat normal bagi pemilik restoran, tapi sangat menyakitkan bagi penjual telur yg sudah tua.
Intinya adalah: "Mengapa kita selalu menunjukkan bahwa kita punya kuasa ketika kita membeli dari orang2 yg membutuhkan? Dan kenapa juga kita jadi dermawan kepada orang2 yg bahkan tidak membutuhkan kedermawanan kita?"
Suatu ketika saya pernah membaca:
"Ayahku biasa membeli barang2 remeh-temeh dari orang miskin dengan harga tinggi, walaupun dia tidak membutuhkan barang2 tersebut. Kadang2 dia bahkan membayar lebih untuk itu. Aku tertarik pada hal ini dan lantas bertanya mengapa dia melakukannya? Kemudian ayahku menjawab, "Anakku, Ini Adalah Sedekah Yang TerBungkus Dengan Harga Diri."
Pertanyaannya;
Kita Termasuk Yang Mana?
Wanita Yang Membeli Telur & Menawar?
Atau...
Wanita Yang Memberikan Tips Ke Restorant?
Atau...
Sedekah Yang Terbungkus Dengan Harga Diri?
_Be Wise & Be Positive Thinking Always_
Semoga Alloh Ta'ala membimbing kita untuk selalu dalam kebaikan dan kebahagiaan hidup yg diRidhoi Alloh Ta'ala.
Semoga kita bisa terus istiqomah dalam beribadah, senantiasa mensyukuri nikmatMu dan beri kami kekuatan dalam beribadah dan menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), Aamiin
Sumber : www.sejenakpagi.info
Catatan dari seorang anak...suami...dan ayah
'Ntah dari mana aku akan memulai
tulisan ini... dan 'ntah mengapa aku
ingin membuat tulisan ini.
Apa karna kecemasan yang demikian dalam...?
Hmmm... mungkin dimulai dari
hari ini saja
Hari ini 44 tahun yang lalu (19 November1971)
seorang anak lahir di dunia ini dari keluarga berdarah sunda di sebuah RS di
Jakarta Pusat. Keluarga biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa...tetapi kami
cukup bahagia dan sejahtera. Ayah dan mamah (demikian biasa kami memanggil
untuk orang tuaku) berasal dari Garut sebuah kota di Jawa Barat. Sudah sejak
muda orangtua ku merantau di Kota Jakarta.
Di hari lahirku inilah, aku
jadi teringat “mamah” ... sosok wanita yang melahirkanku..”semoga Alloh
mengampuni dosa2nya dan menyayanginya seperti aku di waktu kecil, dan semoga
Ayah dan mamah di sana dalam keadaan sehat walafiat... serta Alloh berikan
kemudahan urusanya serta kelancaran rezekinya... dan di jauhkan dari mara
bahaya...aamiin...
Mamah maafkan anak mu ini...
yang sampai detik ini belum bisa membahagiakan mu... tetapi aku akan senantiasa
berdoa semoaga Ayah dan Mamah di berikan bimbingan ...kemudahan dalam
menjalankan perintah-perintah Alloh... agar tercapai kebahagiaan akherat... kebahagiaan
yang hakiki... aamiin
Apa yang aku persembahkan
sampai saat ini tentunya tidak seberapa di bandingkan pengorbanan .. kasih sayang
yang ayah - mamah berikan kepada ku sampai saat ini...
Jerih payah ayah sebagai pekerja yang disiplin dan rajin... sungguh sangat terinpirasi bagi diri ini... Didikan ayah selalu akan ku ingat... terimakasih ayah ... engkau telah membentuk diri ini menjadi seorang ayah dan suami yang bertanggungjawab....
Semua yang aku peroleh aku yakin aku takkan mampu
untuk membalasnya.
Ayah-Mamah maafkan anakmu bila
selama ini ada ucapan dan perbuatan yang menyakitimu...semoga ayah dan mamah mau
memaafkan anakmu ini...
melahirkan ... aku pun teringat kepada
wanita yang melahirkan anak-anak ku... “istriku”
Dialah wanita yang menemaniku selama ini. Bahtera yang kami jalani bersama saat ini akan genap 15tahun
(24 november nanti). Sungguh bukan hal yang mudah dan ringan mengarungi lautan
kehidupan ini ... ada pasang dan surutnya... ada gelombang ombak dan tiupan
angin lautnya...
Istriku kau dampingi suamimu
dengan sabar ... dengan tabah dan tak pernah putus asa... ketika berada dalam
goncangan ombak kehidupan... kau berikan semangat dan kesabaran pada diriku.
Apapun yang aku berikan kau
terima dengan senang dan ikhlas walaupun kau tau apa yang kuberikan sunngguh
sangat jauh dari kecukupan.
Dan semua itu kita lalui
bersama sampai menjelang genap 15 tahun pernikahan kita. Kau berjuang untuk
kelahiran anak kita... dengan mempertaruhkan nyawamu... kau mengurus...
mendidik dan menyayangi mereka... Terimakasih istriku, sungguh aku takkan
mungkin dapat mencari wanita lain yang sepertimu. Aku cukup bahagia dengan
melihatmu bahagia... indah di pandang mata dan membawa ketenangan di dalam hati
ini... engkaulah istri solehah.
kini tinggal di kota Jakarta belahan timur. Dalam kehidupan ini sudah banyak
hal-hal yang menjadi pelajaran dalam hidup ku .
ketenangan... kedamaian dan kasih sayang dalam rumah tangga kami... jadikan
anak-anak kami anak yang soleh dan solehah... Aku sebagai ayah dari lima anak
–
Zahra
– Ghozie
– Syaiful dan
– Badar
Anak-anakku jadilah kalian muslim yang
berTAQWA. Bukan gelar dunia yang kami inginkan, tetapi menjadikan kalian
sebagai generasi penerus risalah dakwah ini ... generasi muda Islam yang kuat
... tangguh... untuk menegakkan kalimat Alloh.
Ya Alloh berikan kepada hambamu ini kemampuan mendidik amanah yang Engkau berikan... Jadikan kami penghuni-penghuni surgamu Yaa Alloh... “...jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka...” (Qs.
At-Tahriim ayat 6)
semakin bertambah dan masa hidup semakin berkurang ... timbul dalam diri ini
kecemasan kekhawatiran
“... bekal apa
yang sudah aku siapkan untuk hari esok...” (Qs. Al-Hasyr ayat 18).
Maka ku
mohon yaa Alloh terimalah amalan soleh hambamu ini... jadikan sebagai bekal
hidupku ya Alloh... di kehidupan yang hakiki... Berikan kemampuan kepada hambamu
ini dalam menjalankan perintah-perinyah mu Yaa Alloh ... aamiin ...
Laa haula walaa quwwata illa billah ...